sambutlah pagi dengan senyum kedamaian hingga gelap terbaring di pangkuanmu "( greet the morning with a smile of peace until dark was lying in your lap )"
Showing posts with label macro. Show all posts
Showing posts with label macro. Show all posts

Thursday, April 24, 2014

TEORI KONSUMSI (THEORY OF CONSUMPTION)

Teori Konsumsi

Faktor-Faktor Yg Mempengaruhi
  1. Faktor Ekonomi, (pendapatan, kekayaan, tingkat bunga, perkiraan masa depan, dll)
  2. Faktor Demografi, (Jumlah penduduk, komposisi penduduk, dll)
  3. Faktor Non Ekonomi, (sosial budaya masyarakat, selera/kebiasaan, prestise/aktualisasi diri, dll)
Teori Konsumsi Keynes
Jhon Maynard Keynes
Ada hubungan antara konsumsi ( C ) dengan pendapatan. Bentuk hubungannya Positif. Semakin besar pendapatan, maka semakin besar pula pengeluaran konsumsi
Hubungan antara C, Yd dan S 
  1. Fungsi Konsumsi : C = C0 + bY  atau  C = C0 + bYd
  2. C0 = Outonomous Consumption / konsumsi otonom yaitu besarnya pengeluaran konsumsi yang harus dipenuhi ada atau tidak adanya pendapatan
  3. b = Marginal Provensity to Consume ( MPC ), 0 < MPC < 1
  4. MPC = ∆C/∆Y
  5. Yd = Y – Tr +Tx yaitu pendapatan yang siap dipakai setelah dikurangi transfer of payment (Tr) dan tax/pajak (Tx)
  6. Titik Impas : (Y1C1)
Faktor - Faktor Penentu Tingkat Konsumsi
1.       Pendapatan rumah tangga (Household income), semakin besar pendapatan, semakin besar pula pengeluaran untuk konsumsi.
2.       Kekayaan rumah tangga (Household wealth), semakin besar kekayaan, tingkat konsumsi juga akan menjadi semakin tinggi. Kekayaan misalnya berupa saham, deposito berjangka, dan kendaraan bermotor.
3.       Prakiran masa depan (Household expectations), bila masyarakat memperkirakan harga barang-barang akan mengalami kenaikan, maka mereka akan lebih banyak membeli/belanja barang-barang.
4.       Tingkat bunga (Interest rate), bila tingkat bunga tabungan tinggi/naik, maka masyarakat merasa lebih untung jika uangnya ditabung daripada dibelanjakan. berarti antara tingkat bunga dengan tingkat konsumsi memepunyai korelasi negatif.
5.       Pajak (Taxation), pengenaan pajak akan menurunkan pendapatan disposable yang diterima masyarakat, akibatnya akan menurunkan konsumsinya.
6.       Jumlah dan Konsunsi penduduk, jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi. Sedangkan komposisi penduduk yang didominasi penduduk usia produktif/usia kerja (15-64 tahun) akan memperbesar tingkat konsumsi.
7.       Faktor sosial budaya, misalnya, berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih modern. Contohnya adalah berubahnya kebiasaan oranng Indonesia berbelanja dari pasar tradisional ke pasar swalayan (super market).

Fungsi Tabungan
  1. Tabungan adalah selisih antara pendapatan dengan konsumsi
  2. Y = C + S
  3. S = Y – C
  4. S = Y – (C0 + bY)
  5. S = Y – C0 – bY
  6. Jadi :              S = -C0 + ( 1 – b) Y
Keterangan
  1. -C0 = besarnya tabungan pada saat pendapatan konsumen nol, nilainya negatif karena pendapatan nol tdk mungkin menabung
  2. (1 – b) = Marginal Provensity to Saving (MPS)
  3. 0 < MPS < 1
  4. MPC = ∆S/∆Y
  5. Titik Impas : (Y , 0 ) dimana S = 0
  6. Jadi :  MPC + MPS = 1






theory of Consumption

Factors Affecting clincher
1.       Economic Factors, ( income , wealth , interest rates , future estimates , etc. )
2.       Demographic Factors , ( total population , population composition , etc. )
3.       Non- Economic Factors , ( social culture , tastes / habits , prestige / self-actualization , etc. )

Consumption Theory Keynes
John Maynard Keynes
There is a relationship between consumption ( C ) with income . Positive forms of relationship . The greater the income , the greater the consumption expenditure
The relationship between C , Yd and S
1.       Consumption Function : C = C0 + bY + or C = C0 BYD
2.       C0 = Outonomous Consumption / autonomous consumption expenditure is the amount of consumption that must be fulfilled presence or absence of income
3.       B = Marginal Provensity to Consume ( MPC ) , 0 < MPC < 1
4.       The MPC = ΔC / ΔY
5.       Yd = Y - Tr + Tx is ready to use income net of transfer payments ( Tr ) and tax / tax ( Tx )
6.       Breakeven Point : ( Y1C1 )

Factors - Determinants of Consumption
1.       Household income , the greater the income , the greater the consumption expenditure .
2.       Household wealth , the greater the wealth , the consumption rate will also be higher. Wealth, for example in the form of shares , term deposits , and motor vehicles .
3.       Household expectations , if people expect prices of goods will rise , then they will buy / shopping items .
4.       Interest rate , interest rate savings when high / rising , so people find it more profitable if the money saved rather than spent. means between the interest rate and consumption levels have a negative correlation .
5.       Taxation , taxation will reduce disposable income received by the public , as a result will reduce consumption .
6.       Amount and Consumption of population , the population of which many will increase consumption . While the composition of the population of productive age population dominated / working age ( 15-64 years ) will increase the level of consumption .
7.       Socio-cultural factors , for example , the changing pattern of eating habits , ethics and values ​​change because they want to emulate other communities that are considered more modern . An example is the changing shopping habits of the Indonesian traditional markets to supermarkets ( super market ) .

Savings function
1.       Savings is the difference between income with consumption
2.       Y = C + S
3.       S = Y – C
4.       The S = Y - ( C0 + bY )
5.       S = Y - C0 – bY
6.       Thus : S = - C0 + ( 1 - b ) Y
Information
1.       C0 = - magnitude savings when consumer incomes zero , negative values ​​as zero income unthinkable save
2.       ( 1 - b ) = Marginal Provensity to Saving ( MPS )
3.       0 < MPS < 1
4.       The MPC = ΔS / ΔY
5.       Breakeven Point : ( Y , 0 ) where S = 0


6.       So : MPC + MPS = 1







Sunday, October 13, 2013

PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN

           Malam semua sobat,sudah lama ni gak posting artikel-artikel yang mungkin bisa sedikit membantu teman-teman untuk kuliahnya,langsung aja yuk,kali ini kita akan membahas tentang pengangguran dan kemiskinan.semoga bermanfaat ya,,



A.   PENGANGGURAN

             Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Masalah pengangguran yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama.

I. JENIS-JENIS PENGANGGURAN

 
                      Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :

1.      Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
2.      Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
3.      Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
                 
             Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokkan menjadi beberapa  jenis, yaitu  :

a.   Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
b.   Pengangguran struktural (Struktural Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktuiral bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti :

*   Akibat permintaan berkurang
*   Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
*   Akibat kebijakan pemerintah         

c.   Pengangguran friksional  (Frictional Unemployment) adalah pengangguran yang muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja. Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela.
d.   Pengangguran musiman adalah pengangguran yang muncul akibat pergantian musim misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.
e.   Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin
f.     Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi). Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat demand).

II.      SEBAB-SEBAB TERJADINYA PENGGANGURAN

         Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran   adalah sebagai berikut:

1.    Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja
        Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.

2.    Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
    
3.    Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang
        Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.

4.    Meningkatnya peranan dan aspirasi  Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh struktur Angkatan Kerja Indonesia
5.    Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang
       Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.


III. DAMPAK-DAMPAK PENGANGGURAN TERHADAP PEREKONOMIAN

           Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap per-ekonomian kita perlu mengelompokkan pengaruh pengganguran terhadap dua aspek ekonomi , yaitu:

a.   Dampak Pengangguran terhadap  Perekonomian suatu Negara
Tujuan  akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus.
Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.
Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
§  Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
§  Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sector pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian me-nurun  sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
§  Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menye-babkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.
b.   Dampak pengangguran terhadap Individu yang Meng-alaminya dan Masyarakat
Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
§  Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
§  Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
§  Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan social politik. 

IV.     KEBIJAKAN – KEBIJAKAN PENGANGGURAN

                             Adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sbb : 
Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :
1.      Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
2.      Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang kekurangan
3.      Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
4.      Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sbb:
1.  Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya
2.      Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru
3.      Menggalakkan pengembangan sector  Informal, seperti home indiustri
4.      Menggalakkan program transmigrasi untuk me-nyerap tenaga kerja di sector agraris dan sector formal lainnya
5.      Pembukaan proyek-proyek umum oleh peme-rintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.
Cara Mengatasi Pengangguran Musiman.
       Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara :
1.      Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sector lain, dan
2.        Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
v      Cara mengatasi Pengangguran Siklus
      Untuk mengatasi pengangguran jenis ini adalah :
1.      Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan
2.      Meningkatkan daya beli Masyarakat.
  

  KEMISKINAN
     
        Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat berpendapatan rendah serta  tingkat kemiskinan atau jumlah orang yang berada di bawah garis kemiskinan (poverty line) merupakan dua masalah besar di banyak negara-negara berkembang (LDCs), tidak terkecuali di Indonesia.

I.             JENIS-JENIS KEMISKINAN DAN DEFINISINYA

Besarnya kemiskinan dapat diukur dengan atau tanpa mengacu kepada garis kemiskinan. Konsep yang mengacu kepada garis kemiskinan disebut kemiskinan relatif, sedangkan konsep yang pengukurannya tidak didasarkan pada garis kemiskinan disebut kemiskinan absolut
Kemiskinan relatif adalah suatu ukuran mengenai kesenjangan di dalam distribusi pendapatan, biasanya dapat didefinisikan didalam kaitannya dengan tingkat rata-rata dari distribusi yang dimaksud.
Kemiskinan absolut adalah derajat kemiskinan dibawah, dimana kebutuhan-kebutuhan minimum untuk bertahan hidup tidak dapat terpenuhi.

II.           FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN

Tidak sulit mencari faktor-faktor penyebab kemiskinan, tetapi dari faktor-faktor tersebut sangat sulit memastikan mana yang merupakan penyebab sebenarnya serta mana yang berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap perubahan kemiskinan
§  Tingkat dan laju pertumbuhan output
§  Tingkat upah neto
§  Distribusi pendapatan
§  Kesempatan kerja
§  Tingkat inflasi
§  Pajak dan subsidi
§  Investasi
§  Alokasi serta kualitas SDA
§  Ketersediaan fasilitas umum
§  Penggunaan teknologi
§  Tingkat dan jenis pendidikan
§  Kondisi fisik dan alam
§  Politik
§  Bencana alam
§  Peperangan


III.          KEBIJAKAN ANTIKEMISKINAN
Untuk menghilangkan atau mengurangi kemiskinan di tanah air diperlukan suatu strategi dan bentuk intervensi yang tepat, dalam arti cost effectiveness-nya tinggi.
Ada tiga pilar utama strategi pengurangan kemiskinan, yakni :
1.      pertumuhan ekonomi yang berkelanjutan dan yang prokemiskinan
2.      Pemerintahan yang baik (good governance)
3.      Pembangunan sosial

Untuk mendukung strategi tersebut diperlukan intervensi-intervensi pemerintah yang sesuai dengan sasaran atau tujuan yang bila di bagi menurut waktu yaitu :
                     a.     Intervensi jangka pendek, terutama pembangunan sektor pertanian dan ekonomi pedesaan
                              b.     Intervensi jangka menengah dan panjang
o   Pembangunan sektor swasta
o   Kerjasama regional
o   APBN dan administrasi
o   Desentralisasi
o   Pendidikan dan Kesehatan

o   Penyediaan air bersih dan Pembangunan perkotaan

Saturday, June 22, 2013

INFLASI (INFLATION)

INFLASI (INFLATION)

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi baran.
Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi
Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.

INFLASI DAPAT DIGOLONGKAN MENYAD 4 GOLONGAN,YAITU :
1.      inflasi ringan
 Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun
2.     Inflsi sedang
 inflasi sedang antara 10%—30% setahun
3.     inflasi berat
 berat antara 30%—100% setahun
4.     inflasi hiperinflasi
 hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100%    setahun.


PENYEBAB INFLASI
1.   Demand-pull Inflation
2.  Cost-push Inflation
                          Stagflasi
3. Teori Kuantitas
a)                   JUB tinggi
b)                   Defisit Anggaran dibiayai dgn mencetak uang baru
4. Teori Keynes
a)                   Pemerintah; membiayai defisit anggaran dengan cara mencetak uang baru
b)                   Pengusaha; melakukan investasi secara besar-besaran yg diperoleh dr kredit bank
c)                   Buruh / TK; menuntut kenaikan upah di atas tingkat produktifitasnya
5. Inflasi di impor
Kenaikan harga-harga barang karena banyaknya impor barang.
6. Inflasi akibat perang, kekacauan politik, sosial dan ekonomi
Dalam kondisi perang dan kekacauan politik, pemerintah memerlukan biaya yang besar. Apabila pendanaan tsb dibiayai dengan cara mencetak uang baru maka akan memicu terjadinya inflasi

ALAT MENGUKUR INFLASI
1.      IHK; angka indeks yg menunjukkan tingkat harga barang/jasa yg di beli konsumen dalam satu periode tertentu
2.      IHP atau IHPB; angka indeks yg menunjukkan tingkat harga barang/jasa yg dijual produsen dlm satu periode tertentu
3.      IHI atau GDP Deflator; rasio antara PDB Riil dengan PDB Nominal dikalikan 100
Ket : PDB Nominal=nilai PDB tanpa memperhatikan pengaruh harga; PDB Riil=nilai PDB dengan memperhatikan pengaruh harga)

DAMPAK NEGATIF INFLASI
1.      Menurunnya tingkat kesejahteraan rakyat
2.      Makin buruknya distribusi pendapatan
3.      Terganggunya stabilitas ekonomi
BEBERAPA KEBIJAKAN DALAM  MENANGGULANGI INFLASI
1.      Kebijakan moneter
a.       Menaikkan suku bunga BI rate
b.      Memperbaiki nilai tukar mata uang
c.       Tight money police
2.      Kebijakan fiscal
a.       Menaikkan pajak

b.      Menekan pengeluaran pemerintah